Latihan Voli yang Uji Mental dan Kesabaran Pemain

latihan-voli-yang-uji-mental-dan-kesabaran-pemain

Latihan Voli yang Uji Mental dan Kesabaran Pemain. Latihan voli nasional putri Indonesia kini jadi sorotan setelah skuad U-18 meraih perak di Asian Youth Games 2025 di Bahrain. Pada akhir Oktober 2025, pelatih Marcos Sugiyama ungkap rahasia sukses tim: latihan yang tak hanya uji fisik, tapi juga mental dan kesabaran pemain. Di tengah persiapan SEA Games 2026, para gadis muda ini hadapi drill ekstrem yang simulasi tekanan pertandingan, dari comeback tertinggal hingga blok bertahan berjam-jam. Bukan cuma smash keras, tapi napas tenang saat bola liar dan fokus saat lawan unggul. Sugiyama bilang, “Voli bukan soal kekuatan; itu soal tahan banting di kepala.” Prestasi perak Bahrain bukti nyata: kesabaran bantu mereka balikkan set sulit lawan Iran. Di era voli modern, di mana mental sering jadi penentu, latihan seperti ini jadi kunci bangun tim tangguh. INFO CASINO

Latihan Fisik yang Bangun Ketangguhan Dasar: Latihan Voli yang Uji Mental dan Kesabaran Pemain

Latihan voli nasional dimulai dari fondasi fisik yang tak kenal ampun. Setiap pagi di pusat pelatihan Jakarta, pemain U-18 seperti Megawati Pertiwi Hangestri dan Naura Naura Fadhila hadapi sesi endurance: lari 5 kilometer di treadmill miring, dilanjut lompat tali 20 menit tanpa henti. Ini uji ketahanan, karena voli butuh stamina untuk lompat spike 200 kali per sesi. Sugiyama terapkan metode Brasil: interval training dengan beban ringan, seperti squat sambil pegang bola, untuk bangun otot kaki tanpa cedera. Hasilnya? Di Bahrain, Megawati lompat 3,2 meter rata-rata, tertinggi tim, meski lawan Iran blok rapat.

Kesabaran di sini krusial: pemain harus tahan rasa lelah, tunggu giliran drill tanpa protes. Naura cerita, “Awalnya pengen nyerah, tapi pelatih bilang ‘sabar, ini bangun akar’. Sekarang, kami bisa main 2 jam tanpa drop.” Fisik kuat bikin mental ikut kuat—tim yang tahan capek tak panik saat set ketiga panjang. Ini dasar sukses di AYG: stamina bantu mereka menang semifinal lawan Jepang setelah tertinggal 0-2.

Simulasi Tekanan untuk Uji Mental Lapangan: Latihan Voli yang Uji Mental dan Kesabaran Pemain

Mental diuji lewat simulasi yang mirip pertandingan sungguhan. Sugiyama rancang “pressure drill”: tim dibagi dua, satu grup tertinggal 10 poin, harus comeback dalam 10 menit. Bola dilempar liar, wasit “palsu” kasih keputusan kontroversial, dan suara rekaman sorak lawan bergema. Ini uji kesabaran: pemain belajar napas dalam saat spike gagal, bukan marah ke rekan. Di sesi ini, Naura sering jadi “korbannya”—ia harus atur serangan saat tim kacau, bangun kepercayaan dengan pass akurat.

Di Bahrain, simulasi ini terbukti. Final lawan Iran, set keempat skor 17-25, tapi tim ingat drill: fokus satu poin demi satu, bukan panik total. Megawati sebut, “Mental kami seperti besi sekarang; latihan bikin kami tak takut kalah set.” Sugiyama tambah elemen psikologi: sesi meditasi 15 menit sebelum latihan, ajar visualisasi sukses. Hasil? Tim U-18 punya error rate cuma 12 persen di final—terendah turnamen. Uji mental ini tak cuma untuk voli; itu pelajaran hidup, di mana kesabaran ubah kekalahan jadi peluang.

Drill Berulang yang Latih Kesabaran Jangka Panjang

Kesabaran jangka panjang dibangun lewat drill berulang yang melelahkan. Setiap sore, pemain ulang servis 100 kali, blok 50 kali, tanpa istirahat panjang. Sugiyama bilang, “Ini seperti meditasi bergerak—ulangi sampai otomatis.” Pemain harus sabar tunggu bola sempurna, bukan paksa smash. Naura, setter utama, sering latihan pass buta ke Megawati, ulang 200 kali sampai akurasi 95 persis. Ini uji frustrasi: bola jatuh, ulang lagi, tanpa keluh.

Di AYG, drill ini bayar lunas. Penyisihan lawan Thailand, servis error Iran di set kelima, tapi tim sabar—tunggu kesalahan lawan, balikkan 25-23. Megawati cerita, “Latihan bikin kami tak buru-buru; kami tahu poin selanjutnya pasti datang.” Kesabaran ini juga bangun tim: rekan saling dorong saat gagal, bukan salahkan. Sugiyama terapkan dari pengalaman Brasil: timnya juara dunia 2019 karena drill serupa. Untuk Indonesia, ini modal SEA Games—di mana rival seperti Thailand sering unggul fisik, tapi mental jadi penentu.

Kesimpulan

Latihan voli nasional yang uji mental dan kesabaran jadi rahasia prestasi perak AYG 2025 bagi tim putri U-18 Indonesia. Dari endurance fisik hingga simulasi tekanan dan drill berulang, Marcos Sugiyama bangun skuad tak tergoyahkan. Kesabaran ini bukan cuma taktik; itu fondasi juara, bantu mereka comeback di momen sulit. Di akhir Oktober 2025, perak Bahrain jadi awal cerita besar—voli putri kita siap saingi Asia Tenggara dan lebih. Dengan mental seperti ini, SEA Games 2026 bukan mimpi; itu target nyata. Para gadis ini tunjukkan: voli Indonesia lagi bangkit, satu napas tenang demi satu.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *