Libero Underdog Bertahan Meski Terus Diremehkan

libero-underdog-bertahan-meski-terus-diremehkan

Libero Underdog Bertahan Meski Terus Diremehkan. Di tengah hiruk-pikuk persiapan SEA Games 2025, nama Indah Guretno Dwi Margiani kembali mencuri sorotan sebagai libero timnas voli putri Indonesia. Gadis berusia 20 tahun asal Surabaya ini baru saja dipanggil ke pelatnas pada Oktober lalu, meski timnya sering disebut underdog di kancah internasional. Dengan postur mungil 168 cm, Indah kerap diremehkan sebagai “libero terlalu kecil untuk level dunia”. Tapi justru di Kejuaraan Dunia U-21 Agustus 2025, ia jadi benteng pertahanan utama, menyabet peringkat kedua terbaik digger dengan 68 sukses dig dan tingkat keberhasilan 68%. Kisahnya soal bertahan di tengah keraguan ini mengingatkan bahwa di voli, ketangguhan mental seringkali lebih berharga daripada tinggi badan. Saat Indonesia bersiap hadapi Thailand di SEA Games, Indah tunjukkan bahwa underdog bisa jadi ancaman nyata. INFO SLOT

Latar Belakang: Awal Karier di Tengah Keterbatasan: Libero Underdog Bertahan Meski Terus Diremehkan

Indah lahir di Surabaya pada 5 Maret 2005, tumbuh di lingkungan sederhana di mana voli lebih sering dimainkan di lapangan sekolah daripada arena profesional. Sejak SMP, ia jatuh hati pada posisi libero setelah melihat pertandingan tim putri lokal. “Saya suka tantangan menyelamatkan bola yang seolah tak mungkin,” ceritanya singkat saat sesi latihan timnas. Pada 2022, di usia 17 tahun, Indah debut profesional di liga domestik bersama tim Jakarta, di mana ia langsung dapat menit bermain reguler. Dua musim berikutnya, ia pindah ke klub Bandung dan jadi andalan pertahanan, dengan rata-rata 15 dig per pertandingan.

Panggilan ke timnas U-21 datang tak lama setelah itu, tepat saat Indonesia jadi tuan rumah Kejuaraan Dunia U-21 2025. Sebagai satu-satunya libero berpengalaman di skuad yang mayoritas pemain remaja, Indah jadi tulang punggung. Di babak grup, ia starter di tiga laga awal, menghadapi raksasa seperti Serbia dan Kanada. Meski tim kalah di beberapa set krusial, kontribusi Indah tak terbantahkan: ia selamatkan 68 bola di lantai, hanya kalah dari libero Kroasia. Prestasi ini bawa ia ke pelatnas SEA Games, di mana pelatih pilih ia sebagai prioritas utama untuk posisi belakang. Dari gadis Surabaya yang berlatih di pantai, kini Indah siap wakili Merah Putih di panggung Asia Tenggara.

Badai Kritik: Diremehkan Sebagai Underdog Lapangan: Libero Underdog Bertahan Meski Terus Diremehkan

Tak mudah bagi Indah meniti karier di voli Indonesia yang didominasi pemain tinggi besar. Posturnya yang 168 cm sering jadi bahan ejekan, terutama saat lawan tim Eropa dengan libero di atas 170 cm. “Libero Indonesia? Pasti gampang ditembus,” komentar netizen ramai setelah video latihannya bocor menjelang World U-21. Di media sosial, kritik membanjir: banyak yang ragukan kemampuannya blokir smash keras dari outside hitter lawan, apalagi saat Indonesia jadi tim terpendek di turnamen—rata-rata tinggi skuad hanya 172 cm, jauh di bawah standar dunia.

Tekanan itu makin berat saat babak 16 besar melawan Italia. Timnas kalah 0-3, dan Indah dituding lambat respons di set kedua, meski statistik tunjukkan ia selamatkan 20 bola. Bahkan di klub, seniornya pernah sarankan ia pindah posisi karena “terlalu mungil untuk libero elit”. Orang tuanya di Surabaya juga khawatir, sering telepon larut malam untuk ingatkan istirahat. “Saya merasa seperti underdog abadi, tapi itu justru bikin saya lapar bukti diri,” ujar Indah pasca-laga. Kritik dari pelatih asing di turnamen regional juga tak ketinggalan, sebut Indonesia “kurang kompetitif” karena pertahanan lemah—padahal Indah yang paling sering disorot sebagai titik lemah. Namun, di tengah badai itu, ia pilih diam dan latihan ekstra, fokus tingkatkan kecepatan refleks dengan drill lantai dua jam sehari.

Bangkit Kuat: Prestasi yang Membungkam Keraguan

Transformasi Indah terlihat nyata di World U-21 2025. Julukannya ‘Kim Guretno’—terinspirasi gaya lincah seperti libero Jepang—mulai bergema di tribun Surabaya. Ia gerak keempat sudut lapangan, selamatkan bola liar dari servis Vietnam dan spike Argentina, sumbang 70% poin defensif tim. Meski tim gagal ke delapan besar dan finis di pemeringkatan 9-16 setelah kalah dari Thailand, Indah raih pujian global sebagai “benteng mungil Indonesia”. Statistiknya: 68 dig sukses dari 100 upaya, plus 45 receive akurat, buat ia bandingkan dengan bintang seperti Moki De Gennaro.

Kini, di pelatnas SEA Games November 2025, Indah integrasikan pengalaman itu ke skuad senior. Ia starter di uji coba melawan Thailand, di mana timnas menang 3-1 berkat pertahanannya yang solid—ia blokir 12 smash berbahaya. Pelatih puji ia sebagai “otak belakang” yang tenang, bahkan ajak ia bagi tips mental ke junior. “Dulu kritik bikin saya ragu, sekarang jadi amunisi,” katanya sambil tertawa. Dengan panggilan ini, Indah bukan lagi underdog; ia jadi contoh bagaimana kegigihan ubah keraguan jadi kekuatan. Di latihan terbaru, ia tambah program kekuatan inti untuk hadapi gaya cepat Thailand, siap bawa medali emas pulang.

Kesimpulan

Indah Guretno Dwi Margiani buktikan bahwa di voli, ukuran bukan segalanya—yang penting adalah hati dan kerja keras. Dari libero mungil yang diremehkan di World U-21 hingga andalan pelatnas SEA Games 2025, perjalanannya inspirasi bagi ribuan atlet muda Indonesia. Meski kritik masih datang, ia pilih balas dengan aksi di lapangan, tunjukkan underdog bisa bertahan dan menang. Bagi timnas, kehadirannya jadi kunci pertahanan solid menuju emas Asia Tenggara. Kisah Indah ingatkan: jangan biarkan keraguan orang lain tentukan batas Anda. Dengan semangat seperti ini, voli putri Indonesia punya masa depan penuh harapan, dan Indah mungkin jadi bintang selanjutnya yang bersinar terang.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *