Mengenal Coach Bernardo “Bernardinho” Rezende Lebih Dalam. Dunia voli Brasil tak pernah lepas dari satu nama yang jadi sinonim kesuksesan: Bernardo “Bernardinho” Rezende. Di usia 70 tahun, pelatih legendaris ini masih aktif sebagai direktur teknik di Rexona Sesc RJ, meski pensiun dari bangku timnas pada 2021. Baru-baru ini, pada 10 September 2025, Bernardinho beri klinik khusus di Rio de Janeiro untuk pelatih muda, di mana ia bagikan filosofi “voli adalah perang mental”—pesan yang langsung viral di media sosial dengan ratusan ribu views. Bagi penggemar voli global, Bernardinho bukan sekadar coach; ia arsitek dinasti Brasil yang dominasi Olimpiade dan World Championship. Dengan rekam jejak yang mencakup tiga emas Olimpiade sebagai pelatih dan satu sebagai pemain, ia tetap jadi panutan. Apa yang bikin Bernardinho begitu istimewa? Mari kita kenal lebih dalam, mulai dari sosoknya hingga alasan ia dianggap pelatih terhebat—semua tunjukkan kenapa namanya abadi di pantai Copacabana. BERITA BOLA
Siapa Itu Coach Bernardo “Bernardinho” Rezende: Mengenal Coach Bernardo “Bernardinho” Rezende Lebih Dalam
Bernardo Rocha de Rezende, atau akrab dipanggil Bernardinho, lahir pada 9 Januari 1955 di Rio de Janeiro, Brasil. Julukan “Bernardinho” muncul saat remaja karena posturnya yang tinggi—ia capai 198 cm sebagai outside hitter. Ayahnya, Bernardo Sr., mantan atlet voli, kenalkan olahraga ini sejak kecil, dan Bernardinho debut profesional di Flamengo pada 1972. Karier pemainnya cemerlang: main untuk timnas Brasil sejak 1973, rebut emas Olimpiade Montreal 1976 sebagai pemula berusia 21 tahun—medali pertama Brasil di voli. Ia juga juara World Championship 1982 dan Pan American Games 1975, sebelum pensiun 1980 karena cedera lutut.
Transisi ke pelatih datang cepat: asisten timnas 1980-1993, lalu head coach 1993-2012 dan 2016-2020. Bernardinho juga latih klub seperti Flamengo (1983-1984) dan Rexona (sejak 1985), di mana ia bangun dinasti Superliga Brasil. Ia menikah dengan Jaqueline Carvalho, pemain voli wanita Brasil, dan punya dua anak: Joana dan Bernardo Jr., yang ikut voli. Keluarganya jadi pondasi: Jaqueline rebut emas Olimpiade 2008, dan Bernardinho sering bilang, “Voli adalah urusan keluarga.” Di luar lapangan, ia aktif di FIVB sebagai pengajar, punya buku “Bernardinho: Winning Without Fear” (2012), dan dukung amal untuk anak miskin di favelas Rio. Tinggal di Rio, Bernardinho tetap rendah hati—ia bilang, “Saya cuma orang biasa yang suka voli.”
Kenapa Dia Bisa Menjadi Coach yang Hebat di Dunia Voli
Bernardinho jadi pelatih hebat karena campuran karisma, taktik inovatif, dan psikologi tim yang tak tertandingi. Sebagai pemain Olimpiade, ia paham tekanan dari dalam—ia terapkan “mentalidade de vencedor” (mentalitas pemenang), di mana latihan fokus simulasi kegagalan untuk bangun ketangguhan. Gaya latihannya revolusioner: integrasikan video analysis sejak 1990-an, scouting detail lawan, dan rotasi pemain untuk hindari kelelahan—mirip Pep Guardiola di sepak bola. Ia bangun kultur di mana pemain seperti Giba dan Serginho belajar tanggung jawab, bukan bergantung bintang.
Kehebatannya di manajemen emosi: Bernardinho terkenal “berteriak” di pinggir lapangan, tapi itu strategi untuk bangkitkan semangat—ia bilang, “Saya marah untuk mereka, bukan pada mereka.” Rekornya: 80 persen win rate di timnas pria, dengan skuad muda yang ia besarkan jadi juara dunia. FIVB puji ia sebagai “coach of the century” karena bawa Brasil dari underdog ke superpower—dari perak 1992 ke tiga emas berturut 2004-2012. Ia juga mentor global: latih tim wanita Brasil 1995-2000, rebut perak Olimpiade Sydney. Kehebatannya tak cuma trofi; ia ciptakan legacy lewat pemain yang mandiri, seperti bilang, “Saya ajar mereka menang, bukan ikut saya menang.”
Gelar Apa Saja yang Sudah Didapatkan Oleh Coach Bernardo “Bernardinho” Rezende
Rekam jejak Bernardinho penuh trofi, dengan tiga emas Olimpiade sebagai pelatih dan satu sebagai pemain—total empat emas Olimpiade voli Brasil. Sebagai pemain: emas Olimpiade Montreal 1976, emas World Championship 1982, emas South American Championship 1977, 1979, 1981. Sebagai pelatih timnas pria: emas Olimpiade Athens 2004, Beijing 2008, London 2012; emas World Championship 2002, 2006, 2010; emas World League 1995, 1997, 1999, 2003, 2004, 2006, 2007; emas World Cup 2003, 2007; emas Pan American Games 2003, 2007, 2011; emas South American Championship 1995, 1997, 1999, 2001, 2003, 2005, 2007, 2009, 2011, 2013, 2015, 2017, 2019.
Sebagai pelatih timnas wanita: perak Olimpiade Sydney 2000. Di klub Rexona: 17 gelar Superliga Brasil (1987-2020), enam Copa Brasil, enam Supercopa Brasil, satu Club World Championship 2010. Penghargaan: FIVB Coach of the Century 2000, Best Coach Olimpiade 2004, 2008, 2012; induksi Volleyball Hall of Fame 2014, Brasil Hall of Fame 2005. Total, ia pimpin Brasil rebut 20+ medali emas internasional—satu-satunya coach rebut tiga emas Olimpiade berturut pria.
Kesimpulan: Mengenal Coach Bernardo “Bernardinho” Rezende Lebih Dalam
Bernardo “Bernardinho” Rezende adalah legenda voli yang tak tergantikan—dari pemain emas 1976 ke arsitek tiga Olimpiade berturut. Dengan mentalitas pemenang, taktik inovatif, dan gelar World Championship serta World League, ia bangun dinasti Brasil yang abadi. Kehebatannya di bangun tim dan manajemen emosi bikin ia panutan, terutama di era voli modern. Di usia 70, Bernardinho masih beri klinik dan mentor—warisannya hidup lewat pemain seperti Giba. Bagi dunia voli, ia bukan cuma coach; ia revolusioner yang ajar menang dari hati. Terus inspirasi, Bernardinho—Brasil dan voli global bangga padamu.